Breaking News

Wednesday 12 December 2012

Teori Ekonomi Mikro - Pasar Oligopoli



BAB I
PENDAHULUAN


1.1.       Latar Belakang

Pasar adalah merupakan proses hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang / jasa yang diperjualbelikan. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebaginnya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.

Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiannya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.


1.2.       Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas kami mengangkat permasalahan sebagai berikut:
1)      Pengertian pasar oligopoli
2)      Struktur pasar oligopoli
3)      Ciri-ciri pasar oligopoli
4)      Kebaikan dan keburukan pasar oligopoli
5)      Permintaan dan hasil penjualan
6)      Permintaan pasar dan perusahaan
7)      Contoh pasar oligopoli secara konkrit


1.3.       Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1)      Untuk mengetahui pengertian pasar oligopoli
2)      Untuk mengetahui struktur pasar oligopoli
3)      Untuk mengetahui ciri-ciri pasar oligopoli
4)      Untuk mengetahui kebaikan dan keburukan pasar oligopoli
5)      Untuk mengetahui permintaan dan hasil penjualan
6)      Untuk mengetahui permintaan pasar dan penjualan
7)      Untuk mengetahui contoh pasar oligopoli secara konkrit
8)      Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ekonomi Mikro


BAB II
PEMBAHASAN



2.1.       Pengertian Pasar Oligopoli

Pasar Oligopoli merupakan suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar terbesar (price leader). Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.

Di Indonesia pasar oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalnya pada pasar semen, pasar layanan operator selular, indusrti kertas, pasar otomotif serta pasar yang bergerak dalam industri berat.

Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada.



oligopoli4.jpeg


Pasar oligopoli adalah pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual terhadap 1 komoditi sehingga tindakan 1 penjual akan mempengaruhi tindakan penjual lainnya. Jika produknya homogen disebut oligopoli murni (pure oligopoly). Jika produknya berbeda corak disebut oligopoli beda corak (differentiated oligopoly). Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.


2.2.       Struktur Pasar Oligopoli

Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.

Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Asumsi yang mendasari kondisi di pasar oligopoli adalah pertama, penjual sebagai price maker. Penjual bukan hanya sebagai price maker, tetapi setiap perusahaan juga mengakui bahwa aksinya akan mempengaruhi harga dan output perusahaan lain, dan sebaliknya. Kedua, penjual bertindak secara strategik. Asumsi ketiga, kemungkinan masuk pasar bervariasi dari mudah (free entry) sampai tidak mungkin masuk pasar (blockade), dan asumsi keempat pembeli sebagai price taker. Setiap pembeli tidak bisa mempengaruhi harga pasar. Pasar oligopoli model kurva patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model ini keseimbangan perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang dihadapi produsen patah. Karena pada tingkat ini berarti MR yang dihadapi produsen sama besar dengan MC-nya, memang secara umum dapatlah diutarakan bahwa kurva MR dapat berpotongan dengan kurva MC di mana saja pada bagian kurva MR yang patah. Hal ini bermakna bahwa adanya perubahan struktur biaya produksi tidak akan berpengaruh terhadap tingkat output dan harga keseimbangan perusahaan.


Berbentuk patah kurva permintaan yang dihadapi oligopolis ini mencerminkan perilaku oligopolis di pasar, yaitu apabila ia menurunkan tingkat harga jual, maka ia mengharapkan produsen pesaingnya akan mengikuti kebijaksanaannya. Akan tetapi kalau ia menaikkan harga jual maka produsen pesaingnya tidak akan mengikuti kebijaksanaan. Bentuk kurva permintaan yang patah adalah manifestasi dari adanya ketidakpastian oligopolis terhadap perkiraan perusahaan pesaing apabila ia menurunkan tingkat harga jual. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa dalam pasar oligopoli tingkat harga output yang terjadi di pasar cenderung tetap tidak berubah-ubah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUWuOvZr4rsicCM1Mz_5SCltCgLL8ghcdAAkJS4vNaowc_cSQU0jOWXCbfgLE5LJWKj-4emSLM_p1gqHY68SMaxBEwn2_W3YXVygweWTxlAw1zjobuViSI4cdVuRCDfAtQayCsj2IM2-4/s400/GAMBAR+OLIGOPOLI..jpg

Menurut Sweezy, ciri reaksi oligopolis jika terjadi perubahan harga adalah jika suatu oligopolis menurunkan harga maka oligopolis cenderung juga akan menurunkan harga karena tidak mau kehilangan konsumen dan jika oligopolis menaikkan harga maka akan kehilangan konsumen karena oligopolis lain tidak menaikkan harga dan akan mendapat tambahan konsumen dengan tanpa melakukan reaksi apapun. Hal ini menyebabkan kurva permintaan yang dihadapi oligopolis merupakan kurva yang patah (kinked demand curve). Persaingan Pada Pasar Oligopoli, Kasus: Industri Chip Microprocessor Kebutuhan terhadap microprocessor berkorelasi positif dengan pertumbuhan permintaan terhadap PC. Hal ini dapat dipahami karena pada dasarnya microprocessor merupakan mesin utama dari PC. Sementara teknik pembuatan komputer semakin mudah karena dukungan modularisasi, dan hal ini menghilangkan entry barrier bagi pendatang baru untuk memasuki bisnis perakitan komputer, di pihak lain teknologi pembuatan chip microprocessor semakin kompleks, membutuhkan investasi tinggi dan pada akhirnya hanya sedikit pemain yang dapat bertahan. Dengan demikian struktur pasar yang terbentuk merupakan pasar kompetisi sempurna di hilir (produksi PC), dan oligopoli di hulu (produksi microprocessor). Saling ketergantungan (inter-dependensi) terjadi antara produsen PC dan microprocessor. Hal inilah yang menjadi latar belakang terjadinya strategi aliansi antara Intel di satu pihak dengan para produsen PC di pihak lain. Intel mengawali strategi ini pada tahun 1980 ketika melakukan lock-in dengan IBM mengalahkan Motorola sebagai pesaing terkuatnya pada waktu itu. Strategi ini dimaksudkan untuk memperluas pangsa pasar secepat mungkin. Selain itu, upaya menciptakan standar baru dalam teknologi PC juga diluncurkan Intel untuk menjawab kondisi pasar yang masih terbelah (fragmented). Standar dimaksud adalah arsitektur terbuka (open architecture) di mana PC dapat menggunakan software dan komponen yang dapat dibeli dari berbagai sumber. 

Strategi aliansi terus dikembangkan dengan produsen PC lain seperti Compaq, Dell, Acer, Toshiba, dan lain sebagainya. Motto yang digunakan untuk sekaligus menutup peluang masuknya pesaing adalah Intel Inside. Suatu upaya kompetisi monopolistik yang sangat berhasil. Selain dengan produsen PC, Intel juga menjalin kerjasama dengan Microsoft guna membuka peluang bisnis baru. Menyusul kemenangan dalam membuat standar baru PC, Intel melakukan kampanye pemasaran yang agresif untuk mengalahkan Motorola, pesaing utamanya. Pada periode ini, produk AMD belum dikenal luas dan oleh karenanya belum dianggap sebagai pesaing kuat. Ketika sukses mulai diraih, Intel justru membuat keputusan strategik meninggalkan produksi DRAM dan fokus hanya pada membuat microprocessor. Keputusan ini bukan merupakan arahan strategik dari manajemen senior tetapi merupakan kebulatan tekad para manajer tingkat menengah (Collis & Pisano, 2002). 


2.3.       Ciri-Ciri Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya struktur dari industri oligopoli adalah terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli.
1)      Hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri
2)      Produknya homogeny atau terdiferensiasi
3)      Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi
4)      Kompetisi non-harga
5)      Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak.
Perusahaan dalam oligopoli menghasilkan barang standar (standardized product), contohnya adalah industri yang menghasilkan bahan mentah (bensin, baja, alumunium) dan industri bahan baku (semen dan bahan bangunan). Sedangkan barang berbeda corak (differentiated product) pada umumnya adalah barang yang dihasilkan menjadi barang akhir (industri mobil, rokok, inustri sabun mandi dll).
6)      Kekuasaan menentukan harga, kemungkinan lemah maupun tangguh.
Tanpa adanya kerjasama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas. Tetapi kalau perusahaan dalam oligopoli bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga dapat distabilkan pada tingkat yang mereka kehendaki.
7)      Promosi secara iklan.
Iklan secara terus menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak, Tujuannya yaitu agar menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.


2.4.       Kebaikan dan Keburukan Pasar Oligopoli

Adapun beberapa kebaikan dan keburukan pasar oligopoli, yaitu:

Kebaikan:
1)      Efisiensi
Terkadang di pasar hanya dibutuhkan sedikit perusahaan saja sehingga perusahaan lain hanya akan mempersengit persaingan sehingga menaikkan biaya produksi.
2)      Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual, jika mereka bersaing akan lebih menguntungkan konsumen dari segi harga dan mutu produk karena jika salah satu perusahaan tersebut menaikkan harga, pelanggannya langsung berpindah ke perusahaan pesaing.
3)      Sering terjadi penemuan-penemuan dan inovasi baru.

Keburukan:
1)      Dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar karena adanya skala ekonomis yang telah dicipakan oleh perusahaan yang berada di pasar sehingga sangat sulit untuk memasuki pasar.
2)      Apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk sehingga tidak mungkin lagi bagi perusahaan lain untuk memproduksi produk yang sama.
3)      Beberapa perusahaan dalam pasar telah memiliki pelanggan atau konsumen yang setia sehingga perusahaan lain sulit untuk menyaingi perusahaan tersebut.
4)      Adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa memasuki pasar.
5)      Kemungkinan terjadinya collusion (kolusi) antara perusahaan di pasar sehingga membentuk monopoli dan merugikan masyarakat.


2.5.       Kurva Permintaan dan Hasil Penjualan

Penentuan Harga/Output Dalam Pasar Oligopoli



 












Gambar 6.7. Kurva permintaan sebelum ada reaksi


Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam gambar 6.8. Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q1 unit dan menjualnya dengan harga P1. Kurva permintaan D1 yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P1 menjadi P2 akan meningkatkan permintaan menjadi Q2. Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan total. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan-perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka. Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengetahui mengapa penjualan mereka turun, maka mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga produk mereka sendiri. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva permintaan kedua D2 yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dari Q2 menjadi Q3 pada tingkat harga P2. Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan kurva mula-mula, oleh karena itu pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak berguna bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D2, maka perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan tersebut berpindah ke kurva lainnya.



 












Gambar 6.8. Kurva permintaan setelah ada reaksi

Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui secara pasti bagaimana perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi-reaksi tersebut hanya akan mempengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi-interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D3 dalam gambar 6.8 merupakan sebuah kurva reaksi, ia menunjukkan bagaimana penurunan harga akan mempengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan diperhitungkan. Namun demikian, permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada kenyataan bahwa ada banyak teori yang berbeda tentang perilaku antar perusahaan dan mesin-mesin teori yang menghasilkan model penentuan harga yang berbeda sehingga akan menghasilkan aturan-aturan pengambilan keputusan yang berbeda pula.


2.6.       Permintaan Pasar dan Perusahaan

Contoh:
Pasar semen di Indonesia dapat digolongkan ke dalam pasar oligopoli, hal ini dikarenakan produksi semen di Indonesia hanya dikuasai oleh beberapa perusahaansaja, diantaranya adalah Semen Cibinong, Indocement, Holcim, Semen Padang dan Semen Gresik.

Kurva Permintaan Oligopoli
Keterangan kurva:
Misal D1 = permintaan terhadap Semen Padang D2= permintaan terhadap Semen Gresik

KeseimbanganKurva D1D1 (permintaan Semen padang) menggambarkan permintaan yang di hadapisuatu perusahaan oligopoli apabila di misalkan perusahan-perusahaan lain (SemenGresik) tidak melakukan perubahan perubahan harga, walaupun perusahaan yangpertama (Semen Padang) melakukan perubahan harga. Sedangakan kurva D2D2(Permintaan Semen Gresik) adalah permintaan yang dihadapi suatu perusahaan oligopoli apabila dimisalkan perubahan harga yang akandilakukan akan di ikuti oleh langkah yang sama oleh perusahan-perusahaan yang lain. Seterusnya dimisalkan pada permulaan harga yang berlaku di pasar adalah P0. Makajumlah permintaan keseimbagan (D1= D2)adalah seperti di tunjukan oleh titik E, yaitujumlahnya sebanyak Q0.

Efek Penurunan Harga, seandainya perusahaan dalam pasar oligopoli tersebut menurunkan hargamenjadi P1, maka permintaan akan barang produksinya akan bertambah jika perusahanlain tidak melakukan penurunan harga. Jika perusahaan lain mengikut perubahan hargamaka jumlah permintaan akan terbentuk pada titik C1 (permintaan Semen Padang) dan perusahaan lain jumlah permintaan akan terbentuk pada titik C (permintaan SemenGresik).

Pertambambahan jumlah permintaan yang sedikit di asumsikan karenalangganan perusahaan lain menghasilkan barang yang sejenis telah menurunkan harga,begitu juga dengan cara menurunkan harga Menjadi P2 maka jumlah permintaan akantebentuk pada titik B1 (Permintaan Semen Padang) dan perusahaan lain jumlahpermintaanya kan terbentuk pada titik B (permintaan semen Gresik).

Efek Peningkatan Harga, Jika suatu perusahan (Semen Padang) oligopoli meningkatkan harganya menjadiP3 maka perusahannya akan menggalami kehilangan pelanggan apabila perusaahaa lain(Semen Gresik) tidak melakukan kenaikan harga dan tetap melakukan penjualan padaharga P0. Dan apabila perusahaan lain menaikan harga maka permintaan akan barangterbentuk pada titik A tanpa kehilangan pelangan dan perusahaan yang sudah terlebihdahulu menaikan harga maka jumlah permintaan akan terbentuk pada A1.


2.7.       Contoh Pasar Oligopoli secara Konkrit
·           Produk layanan dari operator selular GSM dan CDMA di Indonesia.
·           Produk air mineral seperti Aqua, Ades, 2Tang, dll.
·           Pasar Otomotif seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dll.
·           Produk semen seperti Semen Tiga Roda, Semen Gresik, Semen Padang, Holcim, dll.
·           Produk-produk kecantikan.
·           Produk Mie Instan seperti Indomie, Mie Sedaap, dll.
·           Produk komputer seperti Compaq, Dell, Acer, Toshiba, dll.








oligopoli.jpeg
oligopoli3.jpeg


oligopoli5.jpeg
oligopoli2.jpeg

 


















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN



3.1.       Kesimpulan

Dari berbagai pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa pasar oligopoli itu adalah suatu pasar dimana bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area yang memiliki karakteristik tersendiri.


3.2.       Saran

Kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan mungkin dalam pembahasan diatas terdapat kekurangan atau tidak sesuai dengan temanya maka dari itu kami selaku tim penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman- teman ataupun pembaca makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA


Read more ...
Designed By VungTauZ.Com